Buah Kapul Asal Kalimantan

Buah Kapul Asal Kalimantan


Habitat dan Persebaran (Dari Berbagai Sumber)
Beberapa daerah di Ketapang mengenal tanaman ini dengan nama buah kapul atau buah tampoi.  Tanaman ini tumbuh pada ketinggian wilayah 1.600 dpl. Tanaman ini merupakan tanaman hutan yang banyak tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah, hutan rawa, hutan sekunder, dan hutan riparian.
Tanaman ini tidak dibudidayakan melainkan umumnya ditanam di wanatani, bersama dengan aneka tanaman buah lain dan tanaman kayu lainnya. Buah-buahan dipanen dari alam dan juga dijual di toko buah sisi jalan untuk mengunjungi wisatawan. Pohon ini hanya berbuah pada waktu, seperti saat ini tanaman ini berbuah pada akhir tahun 2018 pada bulan Agustus dan September. Pohon-pohon Kapul atau Tampoi kebanyakan tumbuh liar di hutan dan lahan umum. Tanaman ini kadang-kadang ditanam di kebun untuk koleksi atau sebagai tanaman spesimen. Buah ini belum tumbuh pada skala komersial. Sejauh ini, belum didapatkan data yang pasti tentang keberadaaan atau jumlah tanaman khas Ketapang, Kalimantan Barat ini.
Diketahui, tanaman ini memiliki persebaran yang luas, mulai dari Asia Tenggara, Malaysia, Sumatra, Borneo, dan juga India. Oleh karena itu tanaman ini memiliki banyak nama sendiri pada setiap wilayah dan daerah. Seperti Borneo Buah setei, Embah cerila, Embak kapur, Jantikan, Kapul, Pasim salai, Pasin, Pegak, Pekang, Puak tampoi, Setai, Tampoi, Tampoi hutan, Tampoi laki, Terai. Peninsular Malaysia Merkeh (Kelantan); ngeke (Malay); lara (Temuan); rambai, tampoi batang, tampoi, tampui. Sumatra Tampoei daoen, tampoei benez. Bangka: Medang, tampui. Berdasarkan http://kalbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/sdg-buah/683-tampoi tanaman ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti di Malaysia: merkeh (Kelantan); ngeke, lara, rambai, tampoi batang, tampoi, tampui. Di Sumatra: tampui daun, tampui bulan, tampui benar, tampoi saya; Bangka: medang, tampui. Di Kalimantan: Pasin; pegak (Dayak Tunjung); puak, tampoi (Iban); setai (Kenyah); jentikan (Kutai); tampoi (Kedayan); buah setei, empak kapur, kapul, terai. Dalam bahasa Inggris: Greater tampoi.
Deskripsi tanaman
  • Kapul merupakan tanaman dengan bentuk pohon evergreen. Ukuran pohon dari kecil sampai sedang, tinggi 5-29 m. Tajuk berbentuk payung, rimbun, batang bulat, bertekstur keras, arah percabangan mendatar, berwarna kecoklatan, bergetah berwarna coklat.
  • Memiliki daun majemuk, tepi daun rata, bentuk daun lamina bulat telur hingga eliptik, ujungnya meruncing, permukaan mengkilap,berbulu halus hingga jarang berbulu, coklat sampai kehitaman saat kering, tangkai daun 22-145 mm panjang.
  • Terdiri dari bungan jantan dan bungan betina. Bunga jantan berwarna hijau kuning hingga putih, bunga betina memiliki sepal bulat telur, panjang benang sari 5 atau 6.
  • Buah rasanya enak dan rasanya agak mirip jeruk mandarin. Buah berbentuk bulat, tebal pericar 4-11 mm, panjang kolom bagian dalam buah 16-32 mm, terdiri dari 3-6 biji. Dalam kondisi segar buah berwarna coklat kuning, ke orange merah sedikit kusa. Biji berbentuk bulat hingga elips, warna testa kuning sampai coklat, kutiledon 9-15 hingga 9-19 hingga 1 mm, panjang radikula 1-2,3 mm, tebal endosperm 1 mm. Kadar gula buah kapul putih 19,6obrix dan buah kapul kuning kemerahan 22o
Gambar kapul.png
Pemanfaatan:
  1. Buahnya dimakan begitu saja. Rasa buah merupakan campuran antara rasa manis dan asam yang menyegarkan.
  2. Pemanfaatan buah  tampoi  (B.  macrocarpa)  oleh  Suku  Dayak  Kalimantan  Barat  masih terbatas  pada  konsumsi  dan  bahan  untuk pembuatan minuman tuak (Novitaria et al, 2014)
  3. Kulitnya digunakan sebagai bahan pembersih kulit dan masker (Fitriarni, Sundari, dan Marni, 2018, Politeknik Negeri Ketapang)
  4. Batang tampoi digunakan sebagai bahan bangunan rumah dikalangan masyarakat http://www.fruitipedia.com/tampoi_baccaurea_macrocarpa.htm
  5. Untuk obat bagian buah, daun, dan kulit batang genus, Baccaurea dimanfaatkanmasyarakat untuk, mengobati sembelit, pembengkakan pada mata, radang sendi, abses, sakit perut,memperlancar haid serta buang air kecil (Gunawan, 2016)
Kandungan kimia
Tanaman kapul atau kampoi, khususnya buah memiliki aktivitas biologis seperti antimikroorganisme. Aktivitas biologis ini terkait dengan kandungan senyawa bioaktif yang dikandung dalam buah tampoi. Berdasarkan Bakar, et al, 2014 diketahui persentase fenol, flavonoid, antosianin, dan carotenoid dari tiap masing-masing bagian buah. Pada bagian pericarp memiliki kandungan fenol, flavonoid, antosianin, dan carotenoid terbesar dibanding bagian flesh dan biji, secara berturut-turut yaitu  60.04 ± 0.53 mg GAE/g, 44.68 ± 0.67 mg CE/g, 1.23 ± 0.20 mg c-3-gE/100 g and 0.81 ± 0.14 mg BCE/g. Pada flesh secara  berturut-turut 4,60 ± 0.10 mg GAE/g, 1,51 ± 0.11 mg CE/g, 0,01 ± 0,01 mg c-3-gE/100 g and 0.69 ± 0.22 mg BCE/g. Pada biji secara  berturut-turut 2,74 ± 0,24 mg GAE/g, 2,14 ± 0.17 mg CE/g, 0,04 ± 0,00 mg c-3-gE/100 g and 0,47 ± 0, 17 mg BCE/g. Berdasarkan Dwijayanti et al (2014) Biji buah tampoi juga mengandung nutrisi seperti serat (2,2%), lemak (1,1%), abu (0,9%), karbohidrat (34,6%), protein (1,5%), air (61,9%) dan vitamin C (1,5%).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Memperbaiki Scroll Mouse/ Mouse Wheel Yang Rusak

sejarah switch

Fungsi dari Harddisk